PT Freeport Indonesia (PTFI) menunjukkan komitmen kuat dalam memanfaatkan pasir sisa tambang (SIRSAT) yang biasa disebut tailing.
- Penderita Stunting di Papua Tengah Dapat Uang Tunai, Ini Besarannya
- Hadapi Cuaca Ekstrem, Komisi VIII Minta Kota Bogor Siapkan Deteksi Dini Bencana Alam
- KSAL Klaim 70 Persen Alutsista TNI AL Bikinan Dalam Negeri
Baca Juga
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, PTFI melalui Divisi Tailing Utilizations terus melakukan inisiatif untuk memanfaatkan tailing secara optimal sebagai bahan baku campuran aspal (filler). Tailing tersebut digunakan untuk lapisan pondasi aspal sebagai pengganti pasir.
General Superintendent Tailing Utilization PTFI, Sastro Samser Siburian mengatakan aspal tailing digunakan untuk pengaspalan di beberapa fasilitas perusahaan PTFI di Timika.
“Tahun 2020, kami telah mengirimkan material tailing sebagai material agregat infrastruktur jalan di Merauke. Kami kembali melakukan proyek serupa tahun ini untuk membantu mempercepat perkembangan infrastruktur Papua,” ujar Sastro.
Saat ini, aspal dengan campuran tailing sudah digunakan pada beberapa titik di area dataran rendah wilayah kerja PTFI, yaitu di jalan sekitar perkantoran gedung OB, Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN), Fasilitas Pengolahan Air di Kuala Kencana, Rimba Papua Hotel (RPH), checkpoint Kuala Kencana, dan akses jalan masuk menuju Rimba Papua Golf.
Penelitian Limbah Tailing
Sastro menambahkan bahwa limbah tailing sudah melewati penelitian dan uji coba untuk mengetahui keamanan aspal tailing.
“Kami telah bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk uji coba aspal tailing di Kabupaten Merauke dan hasilnya sangat direkomendasikan untuk campuran aspal,” jelas Sastro.
Hasil uji laboratorium menunjukkan kepadatan campuran dengan nilai terendah 99,23 persen dan tertinggi 102,35 persen, sehingga aspal tailing telah memenuhi standar kualitas AASHTO T 166. Selain itu, hasil tersebut juga telah sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga No.02/SE/DB/2018 dan spesifikasi khusus SKh-2.6.28 terkait dengan Spesifikasi Khusus Campuran Beraspal Panas Menggunakan Tailing.
Project Manager PT Karya Mandiri Permai Supranoto, selaku kontraktor untuk pengerjaan aspal tailing di area kerja PTFI menjelaskan, aspal tailing yang dikembangkan oleh PTFI layak digunakan dalam pekerjaan konstruksi karena telah lolos uji laboratorium.
“Aspal tailing ini terbukti layak digunakan dalam pekerjaan pengaspalan Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas PUPR. Aspal tailing juga sudah lolos uji material aspal dan masuk ke dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pemerintah. Hal ini menandakan bahwa aspal tailing telah memenuhi standar kualitas, baik secara mutu maupun anggaran,” jelas Supranoto.
Ada beberapa jenis aspal yang digunakan pada proyek ini. Salah satu contohnya, Hot Rolled Sheet - Wearing Course (HRS-WC) yang digunakan di jalan menuju Rimba Papua Golf. Aspal jenis ini menggunakan komposisi tailing sebanyak 40 persen.
“Jika pembuatan aspal HRS-WC membutuhkan 1.000 kilogram pasir, maka 40 persen komposisinya atau 400 kilogram pasir dapat diganti dengan tailing,” jelas Supranoto.
Pemanfaatan tailing sebagai bahan campuran aspal (filler) merupakan salah satu upaya PTFI untuk menunjukkan bahwa tailing adalah sumber daya yang memiliki nilai dan dapat bermanfaat untuk proyek konstruksi, khususnya pengembangan infrastruktur di Papua.
- 501 Labi-labi Moncong Babi Dilepasliarkan di Hutan Adat Nayaro Mimika
- Kendala Cuaca, Lima Korban Penyerangan KKB di Jambul Belum Dievakuasi
- Freeport Datangkan 20 Ribu Bibit Bambu Petung untuk Penyelamatan Cagar Alam Cycloop